Jumat, 02 Desember 2022

Hanya

 

Hanya suara burung yang kau dengar

dan tak pernah kaulihat burung itu

tapi tahu burung itu ada di sana


Hanya desir angin yang kaurasa

dan tak pernah kaulihat angin itu

tapi percaya angin itu di sekitarmu


Hanya doaku yang bergetar malam ini

dan tak pernah kaulihat siapa aku

tapi yakin aku ada dalam dirimu

Sajak Putih

 

Beribu saat dalam kenangan

Surut perlahan

Kita dengarkan bumi menerima tanpa mengaduh

Sewaktu detik pun jatuh


Kita dengar bumi yang tua dalam setia

Kasih tanpa suara

Sewaktu bayang-bayang kita memanjang

Mengabur batas ruang


Kita pun bisu tersekat dalam pesona

Sewaktu ia pun memanggil-manggil

Sewaktu Kata membuat kita begitu terpencil

Di luar cuaca


Sementara Kita Saling Berbisik

 

Sumber: Pinterest

Sementara kita saling berbisik

untuk lebih lama tinggal

pada debu, cinta yang tinggal berupa

bunga kertas dan lintasan angka-angka


Ketika kita saling berbisik

di luar semakin sengit malam hari

memadamkan bekas-bekas telapak kaki, menyekap sisa-sisa unggun api


Sebelum fajar. Ada yang masih bersikeras abadi.


Ia Tak Pernah

 

Ia tak pernah berjanji kepada pohon

untuk menerjemahkan burung

menjadi api


Ia tak pernah berjanji kepada burung

untuk menyihir api

menjadi pohon


Ia tak pernah berjanji kepada api

untuk mengembalikan pohon

kepada burung

Tentang Matahari

Sumber: Pinterest


Matahari yang ada di atas kepalamu itu
Adalah balon gas yang terlepas dari tanganmu
waktu kau kecil, adalah bola lampu
yang ada di atas meja ketika kau menjawab surat-surat
yang teratur kauterima dari sebuah Alamat,
adalah jam weker yang berdering
saat kau bersetubuh, adalah gambar bulan
yang dituding anak kecil itu sambil berkata:
“Ini matahari! Ini matahari!” –
Matahari itu? Ia memang di atas sana
supaya selamanya kau menghela
bayang-bayangmu itu.

Ruang Tunggu

 

Sumber: Pinterest

Ada yang terasa sakit

Di pusat perutnya

Ia pun pergi ke dokter

Belum ada seorang pun di ruang tunggu

Beberapa bangku panjang yang kosong

Tak juga mengundangnya duduk

Ia pun mondar-mandir saja

Menunggu dokter memanggilnya

Namun mendadak seperti didengarnya

Suara yang sangat lirih

Dari kamar periksa

Ada yang sedang menyanyikan

Beberapa ayat kitab suci

Yang sudah sangat dikenalnya

Tapi ia seperti takut mengikutinya

Seperti sudah lupa yang mana

Mungkin karena ia masih ingin

Sembuh dari sakitnya

Dalam Diriku

 

Dalam diriku mengalir sungai panjang

Darah namanya;

Dalam diriku menggenang telaga darah

Sukma namanya;

Dalam diriku meriak gelombang sukma

Hidup namanya!

Dan karena hidup itu indah

Aku menangis sepuas-puasnya.

Hanya

  Hanya suara burung yang kau dengar dan tak pernah kaulihat burung itu tapi tahu burung itu ada di sana Hanya desir angin yang kaurasa dan ...